LAPORAN PRAKTIKUM UJI TAK RUSAK "ULTRASONIC TESTING"
LAPORAN PRAKTIKUM
UJI TAK RUSAK
DISUSUN OLEH:
NAMA :
Muhammad Zaenal Iksan
NIM :
021400404
PRODI :
Elektronika Instrumentasi
JURUSAN :
Tekno Fisika Nuklir
ASISTEN : Rochim, ST
SEKOLAH TINGGGI TEKNOLOGI
NUKLIR
BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
YOGYAKARTA
2017
Laporan Praktikum
Uji Tak Rusak
Metode Ultrasonic Test
I. Tujuan
1.
Dapat melakukan pengujian Uji Tak Rusak
menggunakan metode UT
2.
Dapat mengetahui ketebalan material uji
melalui metode UT
II. Dasar
Teori
Uji
ultrasonik
adalah pengujian baik pengukuran tebal maupun pendeteksian cacat internal (flaw
detection) dengan menggunakan getaran ultra, yakni gelombang mekanis yang berfrequensi diatas 20 KHz .
Gelombang
ini memiliki sifat sama dengan gelombang suara yang dapat dipantulakan,
dibiaskan, didefraksikan dan diserap. Dimensinya ditentukan sebagai berikut : panjang
gelombang, frequensi (f), kecepatan rambat (v), amplitudo (A), dan fasa (φ).
Gelombang ultrasonik
dihasilkan oleh suatu transducer yang
biasanya bekerja berdasarkakan konversi energi listrik (piezo electric) menjadi energi mekanik.
Gelombang
ultrasonik
akan terdifraksi (tersimpangkan) sedemikian besar didalam udara sehingga untuk mendapatkan perambatan yang
konsisten dari transduser ke benda uji, kedua permukaan
benda yang berhimpitan (interface) harus diberi zat perantara yang dapat
menghantarkan gelombang ultrasonik yang berupa cairan (air, gemuk, minyak pelumas, dll) yang
disebut couplant. Perambatan gelombang ultrasonic ini dapat dimanipulasikan
untuk maksud pengukuran ketebalan bahan, bentuk dan besaran serta lokasi
ketidak sesuaian / cacat internal, dan homoginitas bahan yang
dilewatinya. Sebagaimana halnya jenis jenis sarana uji lainnya, ultrasonik juga memiliki keunggulan dan
kelemahan. Terdapat tiga jenis prinsip penggunaan gelombang ultrasonik untuk maksud maksud pengujian
bahan. Ketiga
prinsip tersebut adalah a) prinsip teknik resonansi, b) prinsip teknik transmisi dan c) prinsip teknik pulsa echo.
Ketiga prinsip ini dapat dilihat
pada sketsa dibawah ini :
Diantara
ketiga teknik tersebut diatas, teknik pulsa echo yang paling banyak digunakan.
Teknik transmisi dan pulsa echo biasa digunakan dengan sistem kontak langsung
maupun immersion (dalam air), sedangkan teknik resonansi hanya digunakan dengan
sistem kontak langsung.
Pada
umumnya Uji Ultrasonik terdiri dari : 1) Sumber gelombang ultrasonik (unit pemancar dan transducer
pemancar), 2) Penerima gelombang ultrasonik (unit penerima dan transduser penerima), 3) Display. Display
dapat berupa Scan A, Scan B dan Scan C. Peralatan portable
biasanya menggunakan scan A.
Gelombang
ultrasonik adalah
gelombang mekanis yang frequensinya lebih besar dari 20 KHz dan sifatnya serupa
dengan gelombang suara. Frequensi yang banyak digunakan berkisar antara
250 KHz - 15 MHz .
Gelombang ini dapat merambat
didalam bahan dengan bermacam mode, yakni :
a)
mode longitudinal (compression)
b)
mode transversal (shear)
c)
mode permukaan (gelombang Releigh)
d)
mode pelat (gelombang Lamb)
III. Alat
dan Bahan
1.
Material uji (pipa besi)
2.
couplant (minyak)
3.
Instrumentasi
4.
Transduser
5.
Standar kalibrasi
IV. Langkah
Kerja
1.
Semua alat dan bahan disiapkan
2.
Kalibrasi menggunakan standar kalibrasi
(berundak)
3.
Pengukuran tebal bahan dilakukan dengan
menempelkan probe
pada material uji dengan menggunakan bantuan couplant (minyak)
4.
Amati gambar yang muncul pada monitor
5.
Hitung jarak peak to peak pada dua
puncak gelombang terdekat.
V. Data
Hasil Percobaan
-
Hasil percobaan Terlampir
-
Data Kalibrasi
-
Data
Pengukuran
Data Praktikum 3,8 mm
Data Praktikum 3,7 mm
Data Praktikum 3,6 mm
Data Praktikum
3,5 mm
Data Praktikum 3,4 mm
VI. Pembahasan
Pada percobaan ini dilakukan pengujian ketebalan material (pipa
besi) dengan metode ultrasonic
test. Metode ultrasonic test memiliki
3 teknik pengukuran, yaitu: teknik resonansi, teknik transmisi, dan teknik
pulsa echo. Dalam percobaan ini, digunakan teknik pulsa echo dengan menggunakan
single probe dimana probe tersebut berfungsi sebagai transmitter sekaligus receiver.
Sebelum
dilakukan pengukuran, terlebih dahulu dilakukan kalibrasi dengan menggunakan standard
calibration block yang
memilki beberapa
ketebalan,
yaitu 2mm, 4mm, 6mm, dan 8mm, untuk meyakinkan linearitas
skala
penunjukan pada display. Dalam kalibrasi ini, ketebalan standard
calibration block yang dipilih harus mencakup tebal maksimum dari material yang akan diuji/diinspeksi. Diketahui bahwa tebal maksimum material yang diuji adalah sebesar 5mm,
sehingga ketebalan standard calibration
block yang
dipilih adalah 6mm. Setelah ketebalan standard
calibration block
dipilih,
tempelkan probe pada standard
calibration block.
Perlu diingat, bahwa pada setiap pengukuran perlu dioleskan couplant
pada permukaan material yang akan diukur agar
diperoleh kontak yang baik antara permukaan material yang diukur
dengan transducer. Sesuaikan
nilai ketebalan pada display dengan ketebalan standard calibration
block yang dipilih.
Setelah dilakukan kalibrasi,
lakukan pengukuran sebanyak
10
kali pada 10
titik yang berbeda
pada material uji, dimana hanya dilakukan sekali pengukuran
pada tiap
titik. Proses pengukuran hampir sama dengan proses kalibrasi, yaitu dengan menempelkan
probe pada material
uji yang telah dioleskan couplant. Setiap hasil
pengukuran akan tertampil pada display yang menunjukkan ketebalan dari material
uji pada titik tertentu. Berdasarkan
hasil
praktikum didapatkan data
pengukuran yang berkisar
antara 3,2 – 3,8 mm dengan rata-rata pengukuran sebesar 3,525mm (toleransi 5%).
Berdasarkan data pengukuran,
dapat
diketahui perbedaan ketebalan
material uji
yaitu dari 5mm menjadi 3,525mm. Artinya, terjadi pengurangan
ketebalan material uji sekitar
1,475mm. Pengurangan ketebalan material uji ini dipengaruhi oleh korosi dan lamanya umur material uji.
VII. Kesimpulan
1. Metode
ultrasonic test pada percobaan uji tak rusak dapat digunakan salah satunya
untuk mengetahui ketebalan suatu material.
2. Berdasarkan
hasil pengukuran diketahui bahwa terjadi pengurangan ketebalan pipa sebesar 1,475mm.
3. Pengurangan ketebalan pipa dipengaruhi oleh korosi dan lamanya
umur pipa.
VIII. Daftar
Pustaka
Yogyakarta, 12 Mei 2017
Praktikan,
Muhammad
Zaenal Iksan
NIM : 021400404
|
Komentar
Posting Komentar